Setelah lulus SMP,
aku sudah berniat untuk melanjutkan ke sekolah ini “SMA PLUS PGRI CIBINONG”.
Selama aku bersekolah disini aku mendapatkan banyak hal baru, teman baru, dan
suasana baru.
Beberapa hari aku
bersekolah disini aku mendengar dari salah satu temanku ada audisi penyiar
radio, akupun merasa tertarik untuk mengikuti audisi itu.
Rasa deg-deg an
menghantuiku, dan terus bergetar dalam hatiku. Aku pun berusaha melawan rasa
grogi yang kurasa. Setelah aku mendengar “Nomor 20” kata kakak kelas yang saat
itu membantu menjadi panitianya. Itulah nomor pesertaku.
Segera aku memasuki
ruang guru yang disulap menjadi ruang audisi. Dengan rasa percaya diri yang ku
punya, aku segera melakukan audisi itu.
Di dalam ruang guru,
akupun merasa gugup aku bingung apa yang harus aku katakan.. Ditanya ini itu,
ditanya bakat dan minat.
Akhirnya akupun
disuruh mencoba menjadi seorang presenter yang sedang membawakan acara
infotainment. Dengan sedikit candaan aku pun berhasil merubah suasana tegang itu
menjadi sedikit lebih happy.
Beberapa menit
kemudian, aku pun keluar dari ruang guru dengan perasaan yang sedikit lega,
namun masih ada yang mengganjal dihatiku.
Pukul 14.00, para
kontestan lainnya berkumpul di depan ruang radio. Satu per satu kami pun di
panggil berdasarkan urutan nomor peserta untuk menerima hasil audisi.
Setelah beberapa
menit kemudian, aku mendengar namaku di panggil. Dengan rasa sedikit takut dan
deg-degan aku melangkaah memasuki ruang guru. Dibuatnya aku merasa tegang,
setelah aku mendengar kritikan dari juri yang membuatku introspeksi diri.
“Suara
kamu bagus, tapi... sayangnya terlalu cepat, jadi orang nggak tau nanti apa
yang sedang kamu bicarakan. Kepercayaan diri kamu lumayan bagus, tapi saya
minta untuk di tingkatkan lagi. Dan kamu harus banyak-banyak belajar lagi
ya...” ujar salah satu juri yang biasa dipanggil Tante
Monica yang ternyata dia salah seorang mantan penyiar radio juga disalah satu
perusahaan radio swasta di jakarta.
Setelah aku mendengar
kritikan itu, dan akhirnya aku di terima dan harus banyak belajar lagi. Senang
bukan kepalang yang aku rasakan. Segera aku mengucapkan Alhamdullilah dan bersyukur atas ridho Allah.
Hari berganti hari,
minggu berganti mingggu. Dengan semua materi-materi yang aku terima dan telah
aku pelajari. Akhirnya akupun memberanikan diri untuk ON AIR sendiri.
2 jam lamanya aku
merasa cukup puas dan merasakan senangnya jadi penyiar walau hanya di radio
komunitas. Mungkin suatu saat nanti aku bisa siaran di radio publik.
“Senangnya suaraku
bisa didengar banyak orang...” ujarku, dengan penuh senyum di bibirku.
Create
by :
Ratih
Kumala Dewi
0 komentar:
Posting Komentar