Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Senanganya Jadi Penyiar


Setelah lulus SMP, aku sudah berniat untuk melanjutkan ke sekolah ini “SMA PLUS PGRI CIBINONG”. Selama aku bersekolah disini aku mendapatkan banyak hal baru, teman baru, dan suasana baru.
Beberapa hari aku bersekolah disini aku mendengar dari salah satu temanku ada audisi penyiar radio, akupun merasa tertarik untuk mengikuti audisi itu.
Rasa deg-deg an menghantuiku, dan terus bergetar dalam hatiku. Aku pun berusaha melawan rasa grogi yang kurasa. Setelah aku mendengar “Nomor 20” kata kakak kelas yang saat itu membantu menjadi panitianya. Itulah nomor pesertaku.
Segera aku memasuki ruang guru yang disulap menjadi ruang audisi. Dengan rasa percaya diri yang ku punya, aku segera melakukan audisi itu.
Di dalam ruang guru, akupun merasa gugup aku bingung apa yang harus aku katakan.. Ditanya ini itu, ditanya bakat dan minat.
Akhirnya akupun disuruh mencoba menjadi seorang presenter yang sedang membawakan acara infotainment. Dengan sedikit candaan aku pun berhasil merubah suasana tegang itu menjadi sedikit lebih happy.
Beberapa menit kemudian, aku pun keluar dari ruang guru dengan perasaan yang sedikit lega, namun masih ada yang mengganjal dihatiku.
Pukul 14.00, para kontestan lainnya berkumpul di depan ruang radio. Satu per satu kami pun di panggil berdasarkan urutan nomor peserta untuk menerima hasil audisi.
Setelah beberapa menit kemudian, aku mendengar namaku di panggil. Dengan rasa sedikit takut dan deg-degan aku melangkaah memasuki ruang guru. Dibuatnya aku merasa tegang, setelah aku mendengar kritikan dari juri yang membuatku introspeksi diri.
“Suara kamu bagus, tapi... sayangnya terlalu cepat, jadi orang nggak tau nanti apa yang sedang kamu bicarakan. Kepercayaan diri kamu lumayan bagus, tapi saya minta untuk di tingkatkan lagi. Dan kamu harus banyak-banyak belajar lagi ya...” ujar salah satu juri yang biasa dipanggil Tante Monica yang ternyata dia salah seorang mantan penyiar radio juga disalah satu perusahaan radio swasta di jakarta.
Setelah aku mendengar kritikan itu, dan akhirnya aku di terima dan harus banyak belajar lagi. Senang bukan kepalang yang aku rasakan. Segera aku mengucapkan Alhamdullilah dan bersyukur atas ridho Allah.
Hari berganti hari, minggu berganti mingggu. Dengan semua materi-materi yang aku terima dan telah aku pelajari. Akhirnya akupun memberanikan diri untuk ON AIR sendiri.
2 jam lamanya aku merasa cukup puas dan merasakan senangnya jadi penyiar walau hanya di radio komunitas. Mungkin suatu saat nanti aku bisa siaran di radio publik.
“Senangnya suaraku bisa didengar banyak orang...” ujarku, dengan penuh senyum di bibirku.





Create by :
Ratih Kumala Dewi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar