Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS


Foto ini menggambarkan sosok aku, kamu, kita semua berkembang di kamar suci seorang ibu. Yang berawal dari sperma membuahi sel telur yang berada dalam kamar suci ini hingga kita yang masih belum ada pun mulai berkembang, melewati proses demi proses untuk mendapatkan kesempurnaan. Kita yang berawal dari pembuahan tersebut menjadi segumpal darah, dan segumpal darah itu menjadi tulang belulang, lalu tulang belulang itu di bungkus dengan daging, hingga menjadi bentuk yang berbeda, tentunya lebih sempurna, mahasuci Allah, pencipta yang paling baik.
Masa proses kehidupan di kerajaan Rahim itu pun di mulai saat proses yang sudah ku ceritakan tadi di mulai. Jalan 6 minggu pertama, tubuhmu masih belum dapat terbentuk dengan jelas. Namun, kepala dan badanmu sudah mulai terbentuk. Lihat! Dirimu yang masih mungil di kamar ini. Ingat kah? Jawabannya pasti sama, tidak. Allah sangat merahasiakan kehidupan alam Rahim untuk kita mandiri mencari jawabannya. Mungkin karena Allah percaya pada manusia (mahluk yang lebih sempurna ciptaannya dari ciptaan yg lain) memiliki otak dan akal untuk berfikir. Tapi, begitu sucinya alam Rahim seorang ibu. Sampai sekarang rahasia itu tetap menjadi rahasia dan kita hanya mampu menelitinya sesuai kemampuan otak kita. Subhanallah.
Memasuki 8 minggu hingga 12 minggu. Tubuh mungilmu mulai terbentuk dengan jelas. Memang masih dalam proses, dan belum bisa dikatakan sempurna. Kau masih harus belajar di alam Rahim dan melewati proses-prosesnya. Seperti di kehidupan, semua hal pasti ada prosesnya. Entah yang baik ataupun buruk. Ini adalah proses pertamamu untuk menghadapi kehidupan yang lebih banyak memiliki proses.
Bertemu dengan minggu ke 20 hingga minggu ke 32. Jari-jari kaki dan tanganmu yang mungil itu sudah mampu terlihat, begitu juga organ tubuhmu mulai bekerja dengan baik. Di saat ini pun mungkin kamu sudah tak sabar menghadapi sinar dunia yang menyapamu nanti. Kau mulai bergerak, menendang dan memukul kamar suci itu. ibumu merasakan aktivitasmu dengan senyum kebahagiaan menantimu. Terkadang gerak aktivmu membuatnya merasa sakit, tapi dengan hangat penuh kasih sayang ia mengelus perutnya tepat di hadapanmu saraya berkata “anakku, sabar ya sebentar lagi kamu akan lebih bergerak bebas” kau mendengarnya dan kata-kata itu pun mampu membuatmu tenang.
Minggu ke 40. Kamar suci itu sudah mulai sesak dengan tubuhmu yang mulai memenuhi isi ruangan. Makin sulit untuk mu bergerak dengan aktiv. Kau mulai resah dengan keadaan itu. memang disaat itulah kamu sudah harus menghadap kehidupan. Kau melalui lorong yang megitu suci mengantarmu ke dalam cahaya yang ramah menyambutmu. Dan ibu mu pun kau lihat, begitu cantiknya dia dengan senyum kebahagiaan melihatmu “selamat datang anakku, selamat datang di dunia”. (Dian Fairuz Izdihar)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar